Beranda BeritaMengenal Agama Mengenal Jamaah Muslim Ahmadiyah

Mengenal Jamaah Muslim Ahmadiyah

Serial Mengenal Agama

oleh Mike
0 Komentar 7 minutes read

Mengenal Jamaah Muslim Ahmadiyah

Sejarah Ahmadiyah

Jamaah Muslim Ahmadiyah adalah Muslim yang percaya kepada Masih Mau’ud, Mirza Ghulam Ahmad (as) (1835-1908) dari Qadian. Mirza Ghulam Ahmad mendirikan Jamaah Muslim Ahmadiyah pada tahun 1889 sebagai gerakan kebangkitan dalam Islam, menekankan ajaran pokok perdamaian, cinta, keadilan dan kesucian hidup. Saat ini, Jamaah Muslim Ahmadiyah merupakan kelompok Islam terbesar di dunia di bawah satu pemimpin yang ditunjuk oleh Allah, Hazrat Mirza Masroor Ahmad (atba) (Lahir 1950). Jamaah Muslim Ahmadiyah tersebar lebih dari 200 negara dengan jumlah anggota puluhan juta.

Mirza Ghulam Ahmad mendakwahkan diri sebagai metafora kedatangan kedua Nabi Isa dan Imam Mahdi, yang kedatangannya telah dinubuatkan oleh Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wasallam). Jamaah Muslim Ahmadiyah percaya bahwa Allah mengutus Mirza Ghulam Ahmad untuk mengakhiri peperangan agama, pertumpahan darah dan menegakkan kembali akhlak, keadilan dan perdamaian.

Beliau mereformasi umat Islam dari keyakinan dan kebiasaan fanatik dengan memperjuangkan ajaran Islam yang hakiki. Beliau juga mengakui ajarah luhur para pendiri agama besar dan wujud-wujud suci seperti Zoroaster, Ibrahim as, Musa as, Nabi Isa as, Krishna, Buddha, Konfusius, Lao Tzu dan Guru Nanak, dan menjelaskan bagaimana ajaran-ajaran tersebut memusat pada satu titik dalam ajaran Islam yang hakiki.

Jamaah Muslim Ahmadiyah adalah organisasi Islam terdepan yang menolak terorisme. Lebih dari satu abad yang lalu, Mirza Ghulam Ahmad dengan tegas menyatakan bahwa ‘jihad dengan pedang‘ tidak memiliki tempat dalam Islam. Sebaliknya beliau mengajarkan umat Islam untuk mengikuti petunjuk Al-Qur’an dan teladan Rasulullah dan membela Islam dengan ‘jihad pena‘ yaitu jihad intelektual. Untuk tujuan ini, Mirza Ghulam Ahmad telah menulis lebih dari 80 buku dan puluhan ribu surat, menyampaikan ratusan ceramah, serta melakukan berbagai debat publik. Jamaah Muslim Ahmadiyah terus menggunakan pendidikan untuk mereformasi umat Islam secara damai dan menghidupkan kembali Islam di seluruh dunia.

Mirza Ghulam Ahmad mengingatkan umat Islam akan janji Allah yang akan terus menjaga Islam melalui lembaga Khilafah (lembaga rohani penerus kenabian). Jamaah Muslim Ahmadiyah percaya bahwa hanya Khilafah Islam yang dapat menyatukan umat manusia secara damai. Sepeninggal Mirza Ghulam Ahmad, kini telah ada lima Khalifah yang melanjutkan misi beliau.

Khalifah saat ini, Mirza Masroor Ahmad menetap di Inggris dan berperan sebagai pemimpin rohani dan administrasi organisasi. Di bawah kepemimpinan Khilafah, Jamaah Muslim Ahmadiah telah membangun lebih dari 16.000 masjid, 600 sekolah, dan 30 rumah sakit. Ahmadiyah telah menerjemahkan Al-Qur’an ke lebih dari 70 bahasa. Jamaah Muslim Ahmadiyah menyebarkan ajaran Islam yang hakiki tentang perdamaian dan toleransi melalui televisi satelit yang mengudara 24 jam (MTA), internet (www.alislam.org), dan media cetak (Islam International Publications). Jamaah Muslim Ahmadiyah berada di garis terdepan dalam memberikan bantuan terhadap korban bencana di seluruh dunia melalui badan amal non-profit Humanity First.

Mungkin anda tertarik pada Artikel ini

Jamaah Muslim Ahmadiyah adalah satu-satunya organisasi yang mendukung pemisahan agama dan negara. Meskipun menghadapi banyak persekusi yang berlandaskan agama di banyak negara Muslim, Jamaah Muslim Ahmadiyah terus memperjuangkan hak asasi manusia universal untuk semua agama dan kelompok-kelompok minoritas lain yang teraniaya. Ahmadiyah juga banyak terlibat dalam program kesetaraan, pendidikan dan pemberdayaan perempuan. Para Ahmadi di seluruh dunia adalah Muslim yang sangat taat hukum, terpelajar dan kontributif.

Pendiri Ahmadiyah

Mirza Ghulam Ahmad

Mirza Ghulam Ahmad

Pendiri Jamaah Muslim Ahmadiyah adalah Hazrat Mirza Ghulam Ahmad (as). Beliau menyatakan diri sebagai Mujaddid (Pembaru Ilahi) abad keempat belas Islam, Masih Mau’ud (Kedatangan Kedua dari Nabi Isa), dan Imam Mahdi yang dinanti-nantikan oleh umat Islam di akhir zaman.

Tugas dan tujuan utama kedatangan beliau adalah untuk membangkitkan kembali ajaran Islam, menghidupkan kembali keimanan kepada satu Tuhan (Tauhid) dan mempersatukan seluruh umat manusia di bawah panji Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wasallam) yang merupakan Nabi Terakhir bagi seluruh umat manusia, dengan ajaran yang sempurna dan abadi sepanjang masa.

Perbedaan dan Persamaa Muslim Ahmadiyah dan Muslim Lainnya

Seperti Umat Muslim lainnya Jamaah Muslim Ahmadiyah juga mengikuti Kitab Suci dan ajaran yang sama dengan umat Islam lainnya.

Perbedaan utamanya adalah Muslim Ahmadiyah percaya bahwa Al-Masih yang Dijanjikan (atau disebut sebagai Imam Mahdi di beberapa naskah) di Akhir Zaman telah datang dan beliau mendirikan Jamaah Muslim Ahmadiyah pada tahun 1889.

Ahmadiyah adalah gerakan kebangkitan Islam yang tidak memiliki syariat atau ajaran baru, tujuan Ahmadiyah adalah untuk memperbarui Islam hakiki sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wasallam). Sedangkan umat Islam lainnya masih menunggu kedatangan sosok Pembaru tersebut.

Seperti semua umat Islam lainnya, Muslim Ahmadi beriman pada ‘Lima Rukun Islam’, dan ‘Enam Rukun Iman’. Ahmadiyah berpedoman pada kitab suci yang sama (Al-Qur’an), dan meyakini bahwa Islam adalah agama terakhir lagi sempurna bagi umat manusia. Mereka juga meyakini bahwa Nabi Muhammad (saw) sebagai Khataman Nabiyyiin (‘Cap/Stempel para Nabi’) karena beliau merupakan sosok teladan terbaik bagi umat manusia yang membawa perintah suci Tuhan yang terakhir dan sempurna untuk umat manusia.

Muslim Ahmadiyah juga mengikuti sumber-sumber petunjuk Islam dan fikih yang bersumber dari tiga sumber utama:

  1. Kitab suci Al-Quran;
  2. Sunnah (amalan Rasulullah saw)
  3. Hadist, (perkataan Rasulullah saw) sebagaimana yang disampaikan dalam kitab-kitab Hadist utama seperti Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah dan An-Nasai.

Muslim Ahmadiyah juga menghormati tafsir Hukum Islam (syariah) dari para ulama Islam klasik. Ahmadiyah umumnya mengikuti mazhab pemikiran Hanafi, tetapi semua persoalan di dalamnya ditinjau berdasarkan petunjuk dari Hadhrat Masih Mau’ud (as).

Meskipun umat Muslim memiliki sekian banyak pedoman, sebagaimana pemeluk semua agama terdahulu – tetap saja menjauh dari ajaran Islam yang hakiki. Kemunduran ini harus diikuti oleh kebangkitan Islam melalui Almasih di akhir zaman sebagaimana dinubuatkan oleh Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wasallam). Jadi, sementara semua umat Islam mengharapkan kedatangan Almasih (juru selamat), maka yang membedakan Ahmadiyah dan Muslim lainnya adalah hanya soal identitas dan penerimaan Al-Masih yang Dijanjikan.

Dalam beberapa hadis, sosok Al-Masih dirujuk sebagai ‘Isa ibnu Maryam’ dan dalam beberapa hadis lainnya disebut sebagai ‘Al-Mahdi’.

Sangat menarik untuk dicatat bahwa dalam agama-agama lain juga terdapat nubuatan yang serupa yang mengabarkan tentang kedatangan seorang Al-Masih, juru selamat di ‘akhir zaman’, misalnya, orang-orang Kristen tengah menunggu kedatangan Yesus yang kedua.

Muslim Ahmadi percaya bahwa sosok Al-Masih yang Dijanjikan telah datang dan sosok tersebut adalah satu orang yang telah menggenapi keseluruhan nubuat yang berkaitan dengan Al-Masih, bukan hanya dalam Islam namun juga dalam semua agama. Hal ini merupakan faktor pemersatu bagi seluruh umat manusia dan merupakan sarana mempersatukan orang-orang di bawah panji Islam, karena Islam adalah agama yang sempurna bagi seluruh umat manusia.

Muslim Ahmadi percaya bahwa Al-Masih (juru selamat) yang dijanjikan adalah Hazrat Mirza Ghulam Ahmad (as) yang lahir di Qadian, India. Dan di bawah bimbingan Ilahi beliau mendirikan Jamaah Muslim Ahmadiyah pada tahun 1889. Jamaah ini bertujuan untuk menghidupkan kembali semangat dan pemahaman Islam yang sama sebagaimana yang ada di zaman Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wasallam).

Sebagian umat Islam lainnya percaya bahwa Al-Masih yang Dijanjikan belum datang, dan kalaupun turun maka sosok tersebut adalah Isa Ibnu Maryam, sosok yang sama yang telah dikirim kepada orang-orang Yahudi lebih dari 2000 tahun yang lalu sebagai Al-Masih. Mereka percaya bahwa tubuh Nabi Isa as telah diangkat ke langit dan beliau akan turun kembali ke dunia secara jasmani sebagai tanda kedatangan kedua kalinya. Mereka meyakini bahwa Nabi Isa akan menyembelih semua babi di muka bumi ini dan menghancurkan semua salib. Menurut mereka Nabi Isa as juga akan memaksa semua orang untuk menerima Islam.

Muslim Ahmadiyah percaya bahwa nubuatan yang demikian itu bersifat kiasan. Jadi di antara pengertiannya, Al-Masih datang bukan untuk memaksa orang menerima Islam, akan tetapi melalui kekuatan dalil, logika dan wawasan rohaniahnya beliau akan menampakkan kebenaran Islam dan menarik orang-orang kepada Islam.

Jamaah Muslim Ahmadiyah saat ini telah berdiri secara global dengan cabang di lebih 200 negara dan keanggotaannya mencapai puluhan juta orang. Ahmadiyah adalah sebuah Jamaah cinta damai yang meyakini dan melandaskan perbuatan mereka pada prinsip ‘Love for All, Hatred for None‘ (Cinta untuk semua, kebencian tidak untuk siapapun), sebuah prinsip yang mencerminkan esensi Islam.

Asal Pemberiaan Nama Ahmadiyah

Nama Ahmadiyah diberikan kepada Jamaah oleh Hazrat Masih Mau’ud (as) untuk mengenang nama Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wasallam), yang memiliki dua nama, Ahmad dan Muhammad.

Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wasallam) telah menubuatkan bahwa nama Ahmad akan terwujud kembali di Akhir Zaman dan seseorang akan muncul yang melaluinya kualitas keindahannya akan termanifestasikan.

Nama Ahmad menunjukkan bahwa sosok tersebut akan menyebarkan kedamaian dan keamanan di dunia. Karena misi Masih Mau’ud adalah untuk melanjutkan tugas Nabi Muhammad (shallallahu ‘alaihi wasallam) di bawah nama beliau yang kedua yaitu Ahmad, maka pengikut Ahmadiyah disebut Muslim Ahmadi.

Sumber : Ahmadiyah.id

3.3 3 votes
Article Rating
Mungkin anda tertarik pada Artikel ini
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Tentang Kami

 

Aliansi Guyub Beragam adalah wujud nyata dari semangat kebhinekaan yang menjadi identitas bangsa Indonesia. Dengan semangat persatuan dalam keberagaman, AGB tidak hanya menjadi platform kolaborasi, tetapi juga simbol harapan untuk masa depan yang lebih harmonis.

©2025 – All Right Reserved. Designed and Developed by MSP

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More

Verified by MonsterInsights